TEKSULASAN NOVEL HAPALAN SHOLAT DELISA Judul Buku : Hafalan Shalat Delisa Judul Resensi : Ketegaran dibalik Perjuangan Delisa Pengarang : Darwis Tere Liye Penerbit : Republika Tahun Terbit : XIII, Januari 2011 Tebal Buku : 266 Halaman Orientasi 1 : Pada pagi hari yang cerah tepatnya tanggal 26 Des 2004, Delisa mempraktekan hafalan shalatnya di depan kelas. . Tiba-tiba ketika Delisa usai ber 0% found this document useful 0 votes470 views14 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes470 views14 pagesResensi Novel Hafalan Shalat DelisaJump to Page You are on page 1of 14 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. TsunamiMerenggut Kebahagiaanku Resensi Novel Hafalan Shalat Delisa Ruang Resensi | Ahad ABSTRAK Lilis Muslicha. Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye. Yang diteliti adalah nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel. Nilai merupakan suatu penghargaan atau suatu kualitas terhadap suatu hal yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku manusia, karena suatu itu berguna, keyakinan, memuaskan, menarik, menguntungkan, dan menyenangkan Winarno 2010. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan Ngalim Purwanto 2009. Jadi, nilai-nilai pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik dalam mengembangkan potensi dan kemampuannya sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam dirinya dan menuju terbentuknya kepribadian yang Islami, dan agar berguna bagi dirinya, masyarakat, dan negara. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menjelaskan nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam Novel Hafalan Shalat Delisa. Dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode content analysis atau analisis isi, yaitu teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan yang penggarapannya secara obyektif dan sistematis. Hasil penelitian yang diperoleh dari Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye ada enam poin yaitu, yaitu kebersihan dan kesucian, kejujuran dan kedisiplinan, kesabaran dan keikhlasan, tanggung jawab dan percaya diri, persahabatan dan kepedulian, serta menuntut ilmu dan mengajamalkan ilmu. Kata Kunci Nilai-nilai Pendidikan, Novel Hafalan Shalat Delisa
Delisanmampu melakukan Sholat Asharnya dengan sempurna untuk pertama kalinya, tanpa ada yang terlupa dan terbalik. hafalan sholat karena Allah. dan hadiah itu datang pada Delisa, Delisa menemukan kalung D untuk Delisa dalam genggaman jasad Umminya. Sesudah 3 bulan lebih. Delisa tetap teringat dengan orang-orang terdekatnya.
1. Identitas Buku Judul Hafalan Shalat Delisa Pengarang Tere Liye Tebal Buku v + 248 halaman Penerbit Republika Cetakan VI, Januari 2008 2. Keunggulan Buku Buku ini disajikan dengan bahasa yang komunikatif. Dengan jalan ceritanya yang sama dengan peristiwa di kejadian nyata, memungkinkan pembaca untuk berimajinasi lebih jauh tentang cerita dari novel itu sendiri. Ceritanya yang universal sehingga dapat diterima oleh semua kalangan. Banyak terkandung amanat-amanat dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang islami dan penuh kasih sayang. Disertai dengan footnote yang berisi tentang pelajaran yang dapat diambil pembaca dari cerita yang sedang terjadi pada novel tersebut. 3. Kelemahan Buku Masih ada kata-kata yang kurang dapat dimengerti oleh sebagian kalangan, seperti ayat-ayat suci Al-quran, bahasa daerah, dan lain-lain. 4. Ikhtisar Sebuah novel yang sampai bulan Januari, 2008 sudah memasuki cetakan ke VI ini mengambil setting tempat di salah satu daerah korban bencana tsunami Aceh yaitu Lhok Nga. Mengisahkan tentang seorang gadis berusia 6 tahun yang berusaha menghafal bacaan shalat pada saat sebelum terjadinya tsunami. Banyak kejadian menarik namun penuh makna dan pelajaran hidup yang dapat kita petik dalam setiap cerita dalam novel ini. 5. Sinopsis Novel ini menceritakan seorang anak perempuan berumur enam tahun yang bernama Delisa. Delisa adalah seorang anak yang lugu, polos, dan suka bertanya. Ia anak bungsu dari empat bersaudara dalam keluarganya, kakak-kakaknya bernama Cut Fatimah, Cut Zahra, dan Cut Aisyah. Mereka berdomisili di Aceh, tepatnya di Lhok Nga. Abinya bernama Usman dan uminya bernama Salamah. Delisa mendapatkan tugas dari Ibu Guru Nur, yakni tugas menghafal bacaan sholat yang akan disetorkan pada hari minggu tanggal 26 Desember 2004. Motivasi dari Ummi yang berjanji akan memberikan hadiah jika ia berhasil menghafalkan bacaan sholat membuat semangat Delisa untuk menghafal. Ummi telah menyiapkan hadiah kalung emas dua gram berliontin D untuk Delisa, sedangkan Abi akan membelikan sepeda untuk hafalan sholatnya jikalau lulus. Pagi itu hari minggu tanggal 24 Desember 2004, Delisa mempraktikkan hafalan sholatnya di depan kelas. Tiba-tiba Gempa bumi berkekuatan 8,9 SR yang disertai tsunami melanda bumi Aceh. Seketika keadaan berubah. Ketakutan dan kecemasan menerpa setiap jiwa saat itu. Namun, Delisa tetap melanjutkan hafalan sholatnya. Ketika hendak sujud yang pertama, air itu telah menghanyutkan semua yang ada, menghempaskan Delisa. Shalat Delisa belum sempurna. Delisa kehilangan Ummi dan kakak-kakaknya. Enam hari Delisa tergolek antara sadar dan tidak. Ketika tubuhnya ditemukan oleh prajurit Smith yang kemudian menjadi mu’alaf dan berganti nama menjadi prajurit Salam. Bahkan pancaran cahaya Delisa telah mampu memberikan hidayah pada Smith untuk bermu’alaf. Beberapa waktu lamanya Delisa tidak sadarkan diri, keadaannya tidak kunjung membaik juga tidak sebaliknya. Sampai ketika seorang ibu yang di rawat sebelahnya melakukan sholat tahajud, pada bacaan sholat dimana hari itu hafalan shalat Delisa terputus, kesadaran dan kesehatan Delisa terbangun. Kaki Delisa harus diamputasi. Delisa menerima tanpa mengeluh. Luka jahitan dan lebam disekujur tubuhnya tidak membuatnya berputus asa. Bahkan kondisi ini telah membawa ke pertemuan dengan Abinya. Pertemuan yang mengharukan. Abi tidak menyangka Delisa lebih kuat menerima semuanya. Menerima takdir yang telah digariskan oleh Allah. Beberapa bulan setelah kejadian tsunami yang melanda Lhok Nga, Delisa sudah bisa menerima keadaan itu. Ia memulai kembali kehidupan dari awal bersama abinya. Hidup di barak pengungsian yang didirikan sukarelawan lokal maupun asing. Hidup dengan orang-orang yang senasib, mereka korban tsunami yang kehilangan keluarga, sahabat, teman dan orang-orang terdekat. Beberapa bulan kemudian, Delisa mulai masuk sekolah kembali. Sekolah yang dibuka oleh tenaga sukarelawan. Delisa ingin menghafal bacaan sholatnya. Akan tetapi susah, tampak lebih rumit dari sebelumnya. Delisa benar-benar lupa, tidak bisa mengingatnya. Lupa juga akan kalung berliontin D untuk delisa, lupa akan sepeda yang di janjikan abi. Delisa hanya ingin menghafal bacaan sholatnya. Akhir dari novel ini, Delisa mendapatkan kembali hafalan sholatnya. Sebelumnya malam itu Delisa bermimpi bertemu dengan umminya, yang menunjukkan kalung itu dan permintaan untuk menyelesaikan tugas menghafal bacaan sholatnya. Kekuatan itu telah membawa Delisa pada kemudahan menghafalnya. Delisa mampu melakukan Sholat Asharnya dengan sempurna untuk pertama kalinya, tanpa ada yang terlupa dan terbalik. Hafalan sholat karena Allah, bukan karena sebatang coklat, sebuah kalung, ataupun sepeda. Suatu ketika, Delisa sedang mencuci tangan di tepian sungai, Delisa melihat ada pantulan cahaya matahari sore dari sebuah benda, cahaya itu menarik perhatian Delisa untuk mendekat. Delisa menemukan kalung D untuk Delisa dalam genggaman tangan manusia yang sudah tinggal tulang. Tangan manusia yang sudah tinggal tulang itu tidak lain adalah milik Ummi Delisa. Delisa sangat terkejut. 6. Unsur-Unsur Intrinsik Tokoh dan Penokohan 1. Delisa Pemalas, manja, baik, dan suka memberi “Kak Fatimah ganggu saja… Delisa masih ngantuk!” Delisa bandel menarik bantak. Ditaruh di atas kepala. Malas mendengar suara tertawa Kak Fatimah. 2. Ummi Salammah Baik, sabar, dan bijaksana “Tetapi doanya tetap nggak seperti itu kan, Delisa….” Ibu menambahkan. “Kamu kan dikasih tahu artinya oleh Ustadz Rahman… Nah kamu boleh baca seperti artinya itu… Itu lebih pas… Atau kalau Delisa mau lebih afdal lagi, ya pakai bahasa arabnya! Entar bangunnya insyaAllah nggak susah lagi… Ada malaikat yang membangunkan Delisa. 3. Fatimah Baik dan perhatian “Delisa bangun, sayang…. Shubuh!” Fatimah, sulung berumur lima belas tahun membelai lembut pipi Delisa. Tersenyum berbisik. 4. Aisyah Usil, iri hati, dan baik Delisa menggeliat. Geli. Cut Aisyah nakal menusuk hidungnya dengan bulu ayam penunjuk batas tadarus. 5. Zahra Pendiam dan baik 6. Abi Usman Baik dan sabar 7. Umam Jahil, usil, nakal, dan pemurung 8. Tiur Baik dan pengertian 9. Pak Cik Acan Baik, suka menolong dan suka memberi 10. Shopie Baik dan penyayang serta pengertian 11. Smith Adam Baik,penyayang dan suka menolong 12. Ustadz Rahman Tawakkal, sabar, pengertian, dan baik hati Latar 1. Latar Tempat Desa kecil bernama Lhok-Nga pesisir pantai Aceh. Mereka tinggal di komplek perumahan sederhana. Dekat sekali dengan pantai. Lhok Nga memang tepat di tubir pantai. Pantai yang indah. Rumah mereka paling berjarak empat ratus meter dari pantai. Komplek itu seperti perumahan di seluruh kota Lhok Nga, religius dan bersahabat. 2. Latar Waktu Pada saat Delisa menjalani test hafalan Sholatnya. Pagi itu, Sabtu 25 Desember 2003. Sehari sebelum badai tsunami menghancurkan pesisir Lhok Nga. Sebelum alam kejam sekali merenggut semua kebahagiaan Delisa. 3. Latar Suasana Suasana saat akan terjadi Gempa sangat tragis, seluruh orang pergi berhamburan mencari tempat yang aman. Gelombang itu menyentuh tembok sekolah. Beberapa detik sebelumnya terdengar suara bergemuruh. Juga teriakan-teriakan ketakutan orang di luar. Delisa tidak melihat betapa menggentarkan sapuan gelombang raksasa itu. Delisa mendengar suara mengerikan itu. Tetapi Delisa sedang khusuk. Delisa ingin menyelesaikan hafalan shalatnya dengan baik. Ya Allah Delisa ingin berpikiran satu. Maka ia tidak bergeming dari berdirinya. Alur Maju – mundur – maju campuran Alur dari cerita ini yaitu maju, mundur, maju campuran karena pada novel ini digambarkan bahwa Delisa mengenang masa-masa saat sebelum keluarganya meninggal karena bencana Tsunami. “Ummi? Delisa tiba-tiba ingat Ummi. Ya Allah dimana Ummi. Kepala Delisa berputar mencari. Di mana pula Kak Fatimah? Kak Zahra? Kak Aisyah? Di mana mereka? “ Pelan kenangan itu kembali. Lambat Delisa mengingat kejadian enam hari lalu. Delisa sama sekali tidak pernah tahu, hamper seminggu ia sudah terjerambab di atas semak-belukar tersebut. Sekolah! Ia di sekolah pagi hari itu. Ia bukankah sedang menghadap Ibu Guru Nur menghafal bacaan shalat. Tema dan Amanat 1. Teruslah Bersyukur dengan apa yang telah di berikan Oleh Allah SWT. 2. Jangan pernah putus asa dan tetap semangatlah menjalani hidup ini. 3. Sayangilah Keluargamu seperti mereka menyayangimu. Sudut Pandang Orang ketiga serba tahu. Atau kalian bisa langsung download format .doc / .docx nya di sini
Tanganmanusia yang sudah tinggal tulang itu tidak lain adalah milik Ummi Delisa. Delisa sangat terkejut. 6. Unsur-Unsur Intrinsik A. Tokoh dan Penokohan 1. Delisa : Pemalas, manja, baik, dan suka memberi "Kak Fatimah ganggu saja Delisa masih ngantuk!" Delisa bandel menarik bantak. Ditaruh di atas kepala. Malas mendengar suara tertawa Kak Fatimah.
September 21, 2022 423 am . 6 min read Resensi Novel Hafalan Shalat Delisa ini menceritakan seluk beluk dari novel tersebut secara lengkap. Baik dari instrinsik, ekstrinsik dan sinopsis novel. Bukan hanya itu artikel ini juga akan membahas pula kelebihan dan kekurangan dari novel hafalan Shalat Delisa tersebut. Hal tersebut bertujuan agar kamu bisa menentukan sikap untuk membeli atau tidak novel tersebut. Dan sebagus apa novel ini jika di jadikan bacaan novel sehari-harimu di rumah. Resensi Novel Hafalan Shalat Delisa Berikut merupakan resensi novel Hafalan Shalat Delisa secara lengkap, diantaranya adalah 1. Identitas Novel Hafalan Shalat Delisa Judul NovelHafalan Shalat DelisaPenulisTere LiyeJumlah halaman266 halamanUkuran buku20,5× cmPenerbitRepublika PenerbitKategorinovelTahun Terbit2008 2. Sinopsis Novel Hafalan Shalat Delisa Novel ini mengisahkan seorang anak gadis kecil berusia 6 tahun yang merupakan anak bungsu dalam keluarganya. Dan ia bernama Delisa. Delisa memiliki tiga kakak perempuan bernama Cut Fatimah, Cut Zahra, dan Cut Aisyah. Keluarga yang sangat harmonis itu adalah keluarga Ummi Salamah dan Abi Usman. Sudah menjadi tradisi bahwa di kampung mereka semua anak haru menghafal bacaan shalat. Seperti halnya yang dilakukan oleh Delisa ia juga sedang khusyu menghafal bacaan shalatnya yang hampir sempurna. Namun, ada sesuatu hal yang membuat semuanya berubah. Yaitu sebuah bencana tsunami yang meluluh lantahkan tempat tersebut. Lalu bagaimana keadaan keluarga harmonis tersebut? Apakah selamat? Jawabannya hanya ada di novel tersebut. 3. Kelebihan Novel Hafalan Shalat Delisa Berikut merupakan kelebihan dari novel Hafalan Shalat Delisa, diantaranya adalah Novel ini sangat menarik dan bacaannya mudah di kata yang sederhana namun sangat banyak sekali nilai religius dan nilai sosial yang kental. Seperti keluarga yang harmonis, saling menolong, dan bertetangga dengan yang sangat inspiratif sehingga cocok untuk di baca oleh semua jenis usia. 4. Kekurangan Novel Hafalan Shalat Delisa Sama halnya dengan novel lainnya bahwa novel ini pun memiliki kekurangan, diantaranya adalah Tidak adanya daftar isi sehingga jika ingin membaca harus dimulai dari awal. Dan jika lupa harus di beri tanda di ada kata pengantar serta sinopsis sehingga menyulitkan kita untuk mengetahui isi novel ini secara singkat. 5. Unsur Intrinsik Novel Hafalan Shalat Delisa Berikut merupakan unsur intrinsik dari novel Hafalan Shalat Delisa, diantaranya adalah Tema Tema dalam novel ini adalah tentang perjuangan seorang anak berumur 6 tahun dalam menghafal hafalan shalat. Serta keikhlasan dan ketegarannya dalam menghadapi segala cobaan yang menimpanya. Tokoh dan penokohan Delisa dia adalah sosok gadis yang pemalas, manja, baik, suka memberi dan pantang menyerah. Sifatnya tersebut karena ia merupakan anak bungsu. Sehingga para kakak dan orang tuanya sangat sayang Salamah, dia adalah sosok ibu yang sangat baik, bijaksana, dalam kehidupan berkeluarganya. Dan ia selalu memberikan contoh baik terhadap ke 4 putrinya dengan selalu melakukan shalat berjama’ ia merupakan kakak sulung Delisa yang sangat baik dan perhatian terhadap ia adalah kakak Delisa yang ke tiga yang memiliki sifat usil, baik hati, dan juga suka iri dia adalah kakak Delisa yang ke dua yang memiliki sifat pendiam dan Usman, ia memiliki sifat yang baik dan ia adalah teman Delisa yang memiliki sifat jahil, usil, nakal dan sifatnya perhatian dan baik Cik Acan, penolong baik dan suka Adam, Baik dan suka Rahman, ia tawakal, sabar, pengertian, dan baik hati. Alur Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan alur campuran. Yang mana didalamnya terdapat alur maju dan alur mundur. Latar Waktu Latar waktu yang terjadi dalam novel ini adalah pagi, siang, sore dan malam hari. Latar Tempat Latar tempat yang terjadi dalam novel ini adalah pesisir pantai Lhok Nga, Rumah Sakit Kapal Induk, Kamar Rawat, dan Hutan. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah menggunakan sudut pandang orang ketiga. Hal ini dibuktikan oleh penulis yang selalu menyebut nama tokoh pemeran dalam novel tersebut. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini menggunakan bahasa sehari-hari. sehingga isi novel ini sangat mudah untuk di pahami. Selain itu di tambah beberapa majas seperti personifikasi, hiperbola, dan majas metafora. Amanat Amanat yang terdapat dalam novel Hafalan Shalat Delisa ini diantaranya adalah Novel ini mengajarkan kita bahwa bersabarlah ketika menerima permasalahan. Karena setiap permasalahan pasti ada jalan menyerah terhadap keadaan. Tetaplah berjuang, bertahan dan tegar menghadapi segala atas apa yang telah Allah berikan kepada kita tetap ikhlas dalam menghadapi semua ketetapan darinya. Niscaya kamu akan menjadi orang-orang yang beruntung. 6. Unsur Ekstrinsik Novel Hafalan Shalat Delisa Berikut merupakan unsur ekstrinsik dari novel Hafalan Shalat Delisa, diantaranya adalah Latar Belakang Penulis Tere Liye merupakan nama pena dari penulis berbakat tanah air. Tere Liye sendiri di ambil dari bahasa India yang memiliki arti milikmu. Tere Liye lahir di Lahat 21 mei 1979 dari keluarga sederhana. Dikenal sebagai penulis yang karyanya beberapa sudah di angkat ke pertelevisian Indonesia. Menulis adalah hobinya dan dia masih aktif kerja kantoran sebagai akuntan. Nilai Sosial Nilai sosial yang terdapat dalam novel ini adalah saat mereka terkena bencana mereka saling membantu dan memberikan yang terbaik kepada yang paling membutuhkan. Nilai sosial lainnya bagaimana kasih sayang seorang ibu yang mendidik ke empat anaknya dengan rasa sayang dan penuh kasih itu merupakan sosial yang patut di contoh. Nilai Moral Nilai moral yang terdapat dalam novel Hafalan Shalat Delisa ini adalah mengenai kebiasaan masyarakat di daerah tersebut, yang sangat sopan, juga sangat mengutamakan nilai-nilai agama dan budaya islam. Nilai Agama Nilai agama yang terdapat dalam novel ini sangatlah kuat. Dimana kita bisa melihat bahwa setiap anak yang terdapat dalam lingkungan tersebut di wajibkan untuk hapal bacaan shalat. Tidak terkecuali keluarga ibu Salamah si bungsu pun sedang menjalani hafalan shalat seperti yang pernah dilakukan oleh kakak-kakaknya dahulu. Nilai Budaya Ini adalah budaya dari keluarga Ummi Salamah dimana anak yang sudah menghafal bacaan shalat maka akan dihadiahi sebuah kalung sesuai dengan inisial nama anak tersebut. 7. Pesan Moral Novel Hafalan Shalat Delisa Bagian terakhir dari resensi novel Hafalan Shalat Delisa adalah pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut. Dan pesan moralnya adalah sebagai berikut Sebagai makhluk ciptaan-Nya kita senantiasa selalu bersyukur dan berterimakasih atas untuk ikhlas menerima apapun yang terjadi dalam maju dan pantang menyerah dalam menjalani keluargamu seperti mereka menginginkan sesuatu teruslah berusaha agar semua citamu tercapai.

Pagi 26 Desember 2004 Delisa akan melaksakan ujian praktek hafalan shalatnya. Dengan raut wajah tegang, memucat. Delisa mengangkat tangannya yang gemetar, namun mantap hatinya berkata : Delisa akan khusyu' Allahu Akbar. Lantai laut retak seketika Gempa menjalar dengan kekuatan dahsyat. Vas bunga pecah menggores lengan Delisa .

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Hafalan Shalat Delisa merupakan novel karya Darwis atau lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye, adalah seorang penulis novel tanah air yang selalu memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri dari penulis lainnya. Novel yang berjudul Hafalan Shalat Delisa ini merupakan novel terbitan pertama tahun 2005 oleh Penerbit Republika di Jakarta, dengan tebal buku sebanyak 248 halaman. Novel ini menjadi novel best seller dan ceritanya berhasil diangkat ke layar lebar. Novel ini termasuk dalam kategori novel ini menceritakan kisah seorang anak bungsu berumur enam tahun bernama Delisa. Delisa memiliki keluarga yang lengkap, Ummi, Abi, kakak kembarnya yang bernama Aisyah dan Zahra, serta kakaknya yang paling sulung bernama Fatimah. Abinya bekerja di kapal dan akan kembali setelah beberapa bulan ke kota Lho Nga. Anak-anak itu bersama Umminya di rumah. Mereka sangat patuh menjalankan ibadahnya kepada sang khalik. Setiap siang anak-anak pergi mengaji di Tempat Pengajian anak TPA juga tidak pernah meninggalkan kewajiban shalatnya. Tetapi Delisa karena ia masih sangat kecil, ia masih perlu banyak belajar terutama mengenai hafalan berusaha keras menghafal bacaan shalat agar dia bisa mendapatkan sebuah kalung dari ummi-nya sebagai hadiah. Ketiga kakak Delisa pun telah menyiapkan kejutan untuk Delisa. Namun sayangnya, di hari Delisa diuji hafalan bacaan shalat, gempa dan tsunami datang meluluh lantahkan kota Lhok Ngah. Ketiga kakak Delisa meninggal dalam peristiwa itu. Sedangkan ummi Delisa tidak diketahui keberadaannya. Seluruh kota Lho Nga luluh lantak, tidak ada satupun yang tersisa. Berita bencana tersebut menyebar ke seluruh pelosok negeri dan mengagetkan seluruh dunia. Sampailah berita itu ke telinga Abinya yang berada jauh dari bencana itu terjadi. Delisa selamat dari bencana itu. Namun Delisa harus kehilangan salah satu kakinya. Walaupun berbagai cobaan datang menghimpit dan Umminya pun belum diketahui dimana keberadaannya, sedangkan jasad kakak-kakaknya sudah dikebumikan semua. Delisa tetap tabah dan sabar. Bersama Ayahnya ia kembali membangun rumahnya. Ia masih tetap ceria seperti dulu. Akan tetapi, ada satu hal yang mengganjal hati Delisa. Dia tidak bisa menghafal kembali bacaan shalatnya. Sekeras apapun dia mencoba, dia tetap tidak bisa. Pada akhirnya Delisa mengetahui apa yang menyebabkan dia tidak bisa menghafal bacaan shalatnya. Sedikit demi sedikit, Delisa mengahafal kembali bacaannya. Kota Lho Nga pun mulai terlihat bangunan-bangunan baru bukti bahwa mereka sudah memulai kehidupan baru lagi. Dan tiba waktu Delisa bersama teman-temanya pergi ke bukit, beberapa kilometer dari kota Lho Nga untuk belajar bersama gurunya. Saat itupun Delisa pertama kalinya shalat dengan bacaan yang ia hafalkan, saat itu pulalah, akhirnya Delisa menemukan jasad Ummi nya yang sudah menjadi kerangka. Tangan kerangka putih itu menggengam erat sesuatu. Sesuatu yang paling Delisa inginkan. Membaca novel ini, mampu membawa kita terhanyut dalam alur majunya yang mengalir. Dengan adanya sub-bab, pembaca dibuat berdebar-debar dan penasaran untuk mengetahui akhir kisahnya. Dalam novel ini, Tere Liye masih memunculkan masyarakat memegang teguh nilai luhur agama yakni Islam dan budaya serta memberikan panutan, rujukan dalam setiap masalah yang dihadapi warga. Sehingga cerita di dalam novel ini mampu membawa kita kembali pada kondisi masyarakat zaman dulu yang masih sangat polos dan gaya hidup sederhana menjadi ciri khasnya. Cerita ini sesuai dengan realitas sosial pada waktu itu. Bahkan tokoh Delisa merupakan seseorang yang memang menjadi korban bencana gempa dan tsunami pada 12 Desember 2006 yang kala itu menimpa Indonesia. Namun, kejadian yang dialami tokoh utama oleh penulis terkesan terlalu dilebih-lebihkan. Misalnya mimpi-mimpi yang dialami tokoh Delisa dalam titik ketidaksadarannya. Tetapi Tere Liye berhasil mengungkapkan seluruh kisah khususnya peristiwa bencana besar tersebut ke dalam suatu kisah dengan bahasa yang mengalir juga menggunakan beberapa kosakata bahasa daerah setempat. Cerita dalam novel ini sangatlah menguras emosi saat membacanya. Ditambah dengan penokohan yang kuat dan terfokus akan membuat pembacanya semakin terkait dan terhanyut oleh ceritanya, dan yang lebih penting ialah hikmah dari kisah dalam novel ini dapat dipetik mengenai pentingnya manusia dan kemanusiaan. Terlepas dari kekurangan dan kelebihannya, novel ini sangat menarik untuk dibaca, bahkan walaupun sudah dibaca berkali-kali, kita tidak akan bosan untuk membacanya Hesti Putri, Herlis Agusti, Julianti, Nur Alam, dan Wahyudi. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
  • Гեዒоλ օгሾ иψሊռиктօ
    • Ср ወኔжዧփю
    • Уቯумаклጊህу браկуሟуζի
    • Էжур ጃφитι
  • Σ θկахыτочα
    • Թоጽεлաпру ξፊсዞ ተе
    • ሑуцኦժ ецαμωкаተ иγинесυժ υጷոсυտоւ
Pagi 26 Desember 2004 itu Delisa akan melaksanakan ujian praktek hafalan shalatnya. Dengan raut wajah tegang, memucat, Delisa mengangkat tangan kecilnya yang gemetar, namun mantap hatinya berkata: Delisa akan khusyu'. 'Allaahu-akbar' lantai laut retak seketika. Gempa menjalar dengan kekuatan dahsyat. Vas bunga pecah menggores lengan Delisa.

Suka covernya yang ini ❤️❤️ Judul Buku HAFALAN SHALAT DELISA Penulis Tere Liye Penerbit Republika Penerbit Tahun Terbit Cetakan I, November 2005. Cetakan XXXI, Maret 2018 Jumlah Halaman 266 Halaman Salah satu buku dengan rating tertinggi di 4 dari 5 bintang. Novel tentang bacaan shalat anak 6 tahun denga latar bencana Tsunami ini sangat mengharukan. Nilai keikhlasan dengan halus di jalin pengarangnya ke dalam plot cerita dunia kanak-kanak ini. Saya membacanya dengan rasa sentimental, karena selepas tsunami saya pernah bolak balik ke Lhok Nga itu.” —Taufik Ismail, Penyair “Buku yang indah dan ditulis dalam kesadaran ibadah. Buku ini mengajak kita mencintai kehidupan, juga kematian, mencintai anugerah juga musibah, dan mencintai indhanya hidayah.” —Habiburrahman El Shirazy. Novelis/Penulis best seller ayat-ayat cinta Novel ini disajikan dengan gaya sederhana,namun sangat menyentuh. Penulis berhasil menghadirkan tokoh-tokoh dan suasana dengan begitu hidup, Islami dan Luar biasa. Pantas dibaca oleh siapa saja yang ingin mendapatkan pencerahan rohani.” —Ahmadun Yosi Herfanda. Sastrawan dan Redaktur Sastra Republika Dramatis tanpa perlu hiperbolic. Menyentuh tanpa perlu mengaharu-biru. Kecerdasan dalam kepolosan. Terkadang malu sendiri ketika menyimak si mungil Delisa. Seolah menonton film dokumenter ketika membacanya lembar demi lembar. Two thumbs up!” —Azzar Kuntoazi. Fotogafer, Pembaca pertama novel ini; penikmat sastra. Hafalan Salat Delisa, adalah buku pertama yang saya baca dari karya-karyanya Tere Liye dengan cover buku yang awal, pinjaman dari seorang sahabat. Sehingga awalnya saya kira Tere Liye itu penulis religi. Saya mulai baca buku Tere Liye tahun 2010 *duh ketinggalan, padahal bukunya sudah terbit tahun 2005* 😂 Terima kasih untuk sahabat saya, yang sudah memperkenalkan saya dengan karya Tere Liye. Baca juga Resensi buku Komet Minor, Komet, serta Ceros dan Batozar karya Tere Liye Dari buku ini kemudian buku-buku berikutnya yang berbeda, pada akhirnya kini saya tahu bahwa tulisan Tere Liye itu tidak melulu tentang religi, banyak mengangkat tema tentang hal umum, tapi hebatnya Tere Liye itu buku-bukunya gak berat. Sederhana, namun selalu memberikan nasihat dan pesan-pesan yang bagus. Dan terkadang, bagi saya pribadi, hal sederhana itu bisa terasa istimewa. Terbukti sudah puluhan karya yang dihasilkan oleh Tere Liye, tapi saya belum bosen malah selalu menunggu karya-karya berikutnya 😁 Bahkan, sambil menunggu karya berikutnya, terkadang saya juga baca lagi buku yang sudah saya baca. Berhubung belum review buku ini, saya pun akan menuliskan reviewnya. Btw, saya lebih suka cover yang tahun 2018 ini 😊 Baca resensi buku Si Anak Badai Delisa anak perempuan yang bermata hijau, bening dan umurnya baru mencecah lima tahun. Dia hidup dalam keluarganya yang sebegitu, dia cuba menghafal bacaan dalam solat dengan bantuan ibu dan Namun Tuhan lebih tahu apa yang lebih baik untuk hamba-Nya. Tsunami datang melumatkan senyuman pada wajah Delisa. Tsunami mengambil segala-galanya, keluarga juga kaki kecilnya. Yang tersisa, hanya dia dan ayahnya, dan dalam keadaan sebegitu apakah Delisa mampu tetap tersenyum seperti dahulu dan menyudahkan hafalannya? Alisa Delisa adalah seorang gadis kecil yang ingin menghafal hafalan shalat untuk ujian praktek yang akan dilakukannya didepan kelas. Awalnya dia sangat bersemangat menghafal karena Ummi Salamah membeli kalung emas serta sepedah dari Abi sebagai jaminan kelulusan ujian praktek Delisa. Tapi malangnya bencana tsunami melanda ketika dia menghafal didepan kelas, hal itu membuat Delisa harus kehilangan keluarganya, kehilangan satu kakinya. Namun dia tetap tegar menerimanaya, ia besyukur masih memiliki Abi Usman, cobaan ini membuat Delisa belajar memahami arti keikhlasan, ikhlas menghafal bacaan shalat hanya karena Allah Swt semata,bukan untuk mendapat hadiah dari Ummi dan Abi. Baca review Anak Rantau karya A. Fuadi Moral of the story, pesan dalam novel ini Setiap permasalahan pasti ada jalannya. Jangan menyerah dengan keadaan, tetap bertahan, berjuang, dan tegar untuk menghadapi segala ujian. Bersyukur dan tetap ikhlas atas segala pemberian ALLAH SWT. Novel Tere Liye ini benar-benar mengharukan 😂 Novel ini sangat bagus untuk dibaca semua kalangan, baik anak-anak maupun remaja bahkan orang tua sekalipun. Pesan yang tersirat memberikan banyak inspirasi bagi para pembacanya. Isinya penuh dengan perenungan bagi siapa saja yang khusyu’ mengkhayati alur cerita ini, isi cerita dibalut dengan suasana tegang, haru, serta menonjolkan keharmonisan keluarga berbalut islami ditengah pulau Lhok Ngah,Aceh yang menjadi setting tempat untuk novel ini. Bahasa yang digunakan sederhana sehingga mudah dipahami, penulis menyajikan imajinasi untuk para pembaca mengenai alur dan setting cerita tersebut mengenai tsunami di Aceh tanggal 26 Desember tahun 2004 dan kehidupan usai dilanda bencana menggetarkan dunia tersebut. Novel Hafalan shalat Delisa ini, sudah difilmkan pada tanggal 22 Desember 2011. Dan ini novel pertama Tere Liye yang diangkat ke layar lebar. Meskipun filmnya sudah sering diputar di TV, tapi saya malah belum pernah nonton filmnya sampai habis 😁 Baca review Sunset bersama Rosie karya Tere Liye Saya sangat berterimakasih sekali kepada sahabat saya, dan saya akan selalu ingat perkenalan pertama saya dengan karya Tere Liye, yaitu lewat buku ini. Buku ini telah memikat hati saya dalam arti untuk terus mengikuti dan membaca karya-karya penulisnya. Buku ini recommended banget! Rating saya 5/5. Saya pernah menulis email ke Tere Liye, alhamdulillah dibalas oleh beliau. Salah satu yang beliau sampikan ke saya “Pinjamkan koleksimu ke teman-temanmu.” Nah berhubung gak semua teman saya suka baca, atau bahkan selera bacanya berbeda dengan saya, maka cara saya meminjamkan koleksi saya yaitu dengan mereview buku 😊 Kalimat-kalimat favorit saya dalam buku Hafalan Solat Delisa Memuji itu mudah sekali dilakukan, dan orang yang menerimanya akan riang. Jadi kenapa orang-orang tidak saling memuji dengan tulus saja? halaman 57. Raut dan bentuk kesedihan sama di seluruh dunia. Universal! Kesedihan tidak memerlukan perantara bahasa. halaman 105 Jangan pernah lihat hadiah dari bentuknya. Lihatlah dari niatnya. InsyaAllah hadiahnya terasa lebih indah hal. 216 Orang-orang yang kesulitan melakukan kebaikan itu, mungkin karena hatinya. Hatinya tidak ikhlas, hatinya jauh dari ketulusan hal. 245 Cukuplah percaya dengan satu janji-Mu. Maka kehidupan di dunia ini akan terasa jauh lebih indah. Semuanya akan terasa jauh kebih indah. Yakinlah! hal. 262 “Marah dan menangis itu satu jenis. Kalian akan menangis jika saking marahnya. Menangis itu juga satu jenis dengan senang. Kalian akan menangis jika saking senangnya. Dan tentu saja menangis itu benar-benar satu jenis dengan sedih.” Kita belajar shalat itu hadiahnya ngga sebanding dengan kalung, hadiahnya sebanding dengan surga.” “Muslim yang baik selalu bisa menghargai waktu.” Sungguh saudara-saudara kita akan menjadi tameng api neraka, maka berbuat baiklah kepada mereka. Sungguh adik-kakak kita akan menjadi perisai cambuk malaikat, maka berbuat baiklah kepada mereka. Sungguh saudara-saudara kita akan menjadi penghalang siksa dan azab himpitan liang kubur, maka berbuat baiklah kepada mereka.” Hal yang membuat saya selalu tertarik dan tidak bosan membaca buku-buku karya Tere Liye, salah satunya Tere Liye menyajikan buku dengan banyak genre. Dari puluhan buku yang sudah ditulisanya, berikut ini buku-buku Tere Liye yang sudah saya baca dan review NOVEL GENRE ANAK-ANAK & KELUARGA Hafalan Solat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, Bidadari-Bidadari Surga recover dan retitle mrnjadi Dia adalah Kakakku, Eliana, recover dan retitle menjadi Si Anak Pemberani, Burlian, recover dan retitle menjadi Si Anak Spesial, Pukat, recover dan retitle menjadi Si Anak Pintar, Amelia,recover dan retitle menjadi Si Anak Kuat, Si Anak Cahaya Si Anak Badai, Si Anak Pelangi GENRE ROMANCE Cintaku Antara Jakarta Kuala Lumpur The Gogons James and Incridible Incident Berjuta Rasanya, Sepotong Hati Yang Baru, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Sunset Bersama Rosie, recover dan retitle menjadi Sunset dan Rosie, Aku Kau dan Sepucuk Angpau Merah, GENRE FANTASY Ayahku Bukan Pembohong, Sang Pengintai, recover dan retitle menjadi Harga Sebuah Percaya, Bumi, Bulan, Matahari, Bintang, Ceros & Batozar Komet Komet Minor Selena Nebula Si Putih Lumpu GENRE POLITIK & EKONOMI Negeri Para Bedebah, Negeri di Ujung Tanduk. GENRE ACTION Pulang Pergi Pulang Pergi Genre science and fiction bercampur romance, lingkungan hidup Hujan Genre Biografi tapi tidak pure lebih banyak unsur refleksi Rembulan Tenggelam di Wajahmu KUMPULAN PUISI Dikatakan atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta Sungguh, Kau Boleh Pergi KUMPULAN QUOTE About friends About Love About Life GENRE SEJARAH RINDU GENRE BIOGRAFI TENTANG KAMU Buku Cerita Anak Bergambar versi Bahasa Indonesia yang sudah terbit bukunya Toki si Kelinci Bertopi Suku Penunggang Layang-Layang BUKU TERE LIYE Yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris EARTH MOON SUN Buku-Buku Serial Karya Tere Liye Buku Serial BUMI BUKU SERIAL ANAK-ANAK MAMAK, recover dan retitle menjadi Buku Serial ANAK NUSANTARA Buku SERIAL AKSI Buku SERIAL CERITA ANAK BERGAMBAR Ebook yang sudah baca di Google Play Book The Gogons 1 James and Incridible Incidents The Gogons 2 Dito and The Prison of Love unedited version Selena unedited version Nebula unedited version Si Putih unedited version Lumpu unedited version Si Anak Pelangi unedited version Gnalup Pergi unedited version Selamat Tinggal unedited version Jengki A Thrilling Night The Golden Apple The Tribe of Kite Riders Hatrab The Rabbit With The Hat When everything Took a Turn for the Worse The Conference of the Bottle Tops Janji unedited version Baca juga 5 Cara membaca buku tanpa harus membeli buku Hal-hal menarik dari buku serial Bumi Buku bajakan rugikan diri sendiri dan banyak pihak 50 judul lebih, buku karya Tere Liye Baca juga Buku-buku yang saya baca di tahun 2020 10 buku non fiksi favoritku di tahun 2020 9 buku fiksi favoritku di tahun 2020 Buku bajakan rugikan diri sendiri serta banyak pihak Happy reading!

Pagi 26 Desember 2004 itu Delisa akan melaksanakan ujian praktek hafalan shalatnya. Dengan raut wajah tegang, memucat, Delisa mengangkat tangan kecilnya yang gemetar, namun mantap hatinya berkata: Delisa akan khusyu'. 'Allaahu-akbar'lantai laut retak seketika. Gempa menjalar dengan kekuatan dahsyat.

- Hafalan Shalat Delisa merupakan novel fiksi bertema religi karangan Tere Liye yang terbit pertama kali pada 2007. Novel ini berkisah tentang peristiwa Tsunami Aceh yang terjadi pada 2004. Penceritaannya berfokus pada sudut pandang anak berusia 6 tahun bernama yang berlatar di Nanggroe Aceh Darussalam tersebut menandai debut Tere Liye sebagai pengarang. Pada tahun yang sama, Tere Liye juga menerbitkan Novel keduanya berjudul Mimpi-mimpi Si Patah tsunami yang diangkat Tere Liye dinilai sangat tepat. Sebab, novel itu berkaitan dengan bencana yang baru saja terjadi setahun sebelumnya. Di tambah lagi, sudut pandang cerita itu berfokus pada ketakutan gadis cilik yang menyaksikan langsung peristiwa Tsunami novel pertama Tere Liye itu membuat Kharisma Starvision Plus tertarik untuk mengadaptasinya ke layar lebar. Enam tahun setelahnya, tepatnya pada 2011, cerita dalam novel itu diangkat menjadi film. Nama Sony Gaokasak terpilih sebagai juga Sinopsis Novel Ayat-ayat Setan Karya Salman Rushdie Sinopsis Novel "Geez & Ann" Karya Rintik Sedu yang Difilmkan Sinopsis Novel Hafalan Shalat Delisa Hafalan Shalat Delisa berlatar tragedi Tsunami Aceh yang terjadi pada 2004. Dalam novel ini tersirat nilai keikhlasan yang dirajut oleh Tere Liye dengan cukup mulus melalui sudut pandang anak-anak. Kisah bermula dari sebuah keluarga di Lhoknga, Aceh, yang selalu mengamalkan ajaran Islam dalam kesehariannya. Mereka adalah keluarga Umi Salamah dan Abi Usman, yang memiliki empat anak yakni Alisa Fatimah, si kembar Alisa Zahra & Alisa Aisyah, dan si bungsu keempat anak itu terpaksa hanya tinggal bersama ibunya, karena abinya bekerja sebagai mekanik kapak. Pekerjaan itu membuatnya hanya bisa pulang 3 bulan sekali, bahkan terkadang lebih begitu, ajaran Islam yang sudah mengakar di keluarga tersebut terus dipertahankan. Setiap subuh, umi selalu mengajak anak-anaknya salat berjamaah. Awalnya, Delisa sulit mengikuti kebiasaan itu. Namun, kakak-kakaknya mengajarinya dengan sabar. Setiap salat berjamaah, Aisyah melantangkan suara bacaannya agar Delisa bisa mengikuti. Suatu hari, Delisa mendapat tugas dari sekolahnya untuk menghafal bacaan salat. Si bungsu berusaha memenuhi tugas itu dengan baik. Apalagi, umi menjanjikannya hadiah berupa kalung emas jika Delisa berhasil menghafal bacaan ujian tiba, tepat pada 26 Desember 2004. Namun, terjadi peristiwa memilukan saat tiba pada giliran ketika Delisa sampai pada bacaan takbiratulihram, bangunan sekolah tiba-tiba bergetar hebat. Genting-genting berjatuhan, papan tulis yang menempel di dinding terlepas, berdebam menghajar lantai. Tak lama setelahnya air laut naik ke daratan. Gelombang air menerpa dinding luar sekolah. Akan tetapi, Delisa tak memedulikan hal itu. Ia tetap khusuk melafalkan bacaan salat yang sudah lama ia tubuh Delisa terpelanting, lalu terseret ombak. Namun, untungnya ia selamat. Tubuhnya tersangkut di semak belukar. Seorang prajurit marinir Amerika Serikat, Smith, berhasil menemukan Delisa tetapi dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Tubuhnya penuh luka, lengan kanannya dan kakinya patah. Delisa pun dibawa ke Kapal Induk John F. dioperasi, kaki kanannya diamputasi. Siku tangan kanannya di-gips. Luka-luka kecil di kepalanya dijahit. Muka lebamnya dibalsem tebal-tebal. Lebih dari seratus baret di sekujur itu, tiga kakak perempuan Delisa, Aisyah, Fatimah, dan Zahra, tak terselamatkan. Mayatnya ditemukan sedang berpelukan. Hanya Umi Salamah yang belum pandangan Smith, apa yang terjadi pada Delisa adalah sebuah keajaiban. Gadis kecil itu bisa selamat padahal peluangnya begitu kecil. Karena peristiwa itu, Smith memutuskan menjadi mualaf dan mengganti namanya menjadi minggu setelah dirawat di Kapal Induk, Delisa diizinkan pulang. Delisa dipertemukan dengan sang ayah, yang tidak tahu menahu tentang peristiwa itu karena sedang berlayar ke tempat nun jauh. Abi pun membawa Delisa pulang ke Lhok Nga, tepatnya di tenda pengungsian. - Sosial Budaya Kontributor Olivia RianjaniPenulis Olivia RianjaniEditor Muhammad Fadli Nasrudin Alkof

Menjelanghari praktek sholat Delisa pergi ke toko mas Pak Cik Acan untuk membeli kalung yang berinisial "D". 26 Desember 2004, Delisa bersama Ummi sedang bersiap menuju ujian praktek shalat ketika tiba-tiba terjadi gempa. Gempa yang cukup membuat ibu dan kakak-kakak Delisa ketakutan.

Hafalan Shalat Delisa adalah novel karya Tere Liye yang menceritakan tentang seorang gadis kecil bernama Delisa yang tinggal di desa terpencil di Indonesia. Delisa adalah anak dari seorang imam masjid yang sangat mengajarkan nilai-nilai agama pada Delisa dan seluruh penduduk desa. Cerita dimulai saat gempa bumi besar melanda desa Delisa dan menghancurkan masjid tempat ayahnya beribadah. Delisa harus menemukan kekuatan dan keyakinan dalam dirinya sendiri untuk menghadapi kejadian tragis ini dan membantu para penduduk desa yang terdampak bencana. Cerita Novel ini mengisahkan perjalanan hidup Delisa yang penuh dengan cobaan dan ujian. Delisa harus kehilangan ayahnya dalam bencana gempa bumi dan tsunami tersebut. Namun, Delisa tidak kehilangan kepercayaan pada Allah dan terus menguatkan iman serta keyakinannya melalui shalat. Hal ini terlihat dari judul novel tersebut, yaitu “Hafalan Shalat Delisa”. Cerita dalam novel ini sangat menyentuh dan mengajarkan banyak nilai-nilai kehidupan. Novel ini sangat cocok untuk dibaca oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari novel ini, seperti kekuatan iman, rasa persaudaraan, dan kegigihan dalam menghadapi cobaan hidup. Karakter Delisa Delisa adalah karakter utama dalam novel ini. Meski masih kecil, Delisa memiliki kekuatan iman yang besar dan mampu memotivasi para penduduk desa untuk tetap bertahan dan melawan rasa putus asa. Delisa juga sangat mencintai keluarganya dan selalu berusaha membantu mereka. Karakter Delisa sangat menginspirasi dan membuat pembaca terkesan. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini sangat sederhana dan mudah dipahami. Tere Liye mampu menggambarkan keadaan dan perasaan Delisa dengan sangat detail dan menyentuh. Novel ini sangat cocok untuk dibaca oleh siapa saja, bahkan bagi mereka yang tidak terlalu suka membaca. Kesimpulan Secara keseluruhan, novel Hafalan Shalat Delisa adalah karya yang sangat inspiratif dan menyentuh. Cerita yang terjadi dalam novel ini sangat menggugah hati dan membuat pembaca menjadi lebih menghargai hidup. Karakter Delisa yang kuat dan penuh semangat menjadi inspirasi bagi siapa saja yang membacanya. Oleh karena itu, novel ini sangat layak untuk dibaca dan dijadikan sebagai referensi dalam kehidupan sehari-hari.

.
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/599
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/106
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/668
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/661
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/196
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/993
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/864
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/745
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/881
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/572
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/339
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/328
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/102
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/402
  • sdw9mpc9ms.pages.dev/946
  • resensi novel hafalan shalat delisa